Surat Kepada Tuan Besar

Anda -tuantuan, sudah seperti Tuhan saja, sesuka hati mengatur nasib orang. Semudah membalikkan telapak tangan. Apa perlu disembah juga?

Anda -tuantuan, mengira nasib orang adalah mainan. Kalian bisa tergelak atau terkadang memicingkan mata. Lalu pasang muka galak mendadak.

Anda -tuantuan, akan berlagak pasang wibawa, ketika orangorang yang nasibnya belum jelas mendatangi dan mengemis miris. Menggadaikan kepalanya.

Anda -tuantuan, cukup nyenyakkah tidur anda? Ketika orangorang mengumpulkan upeti untuk menyembah anda. Agar sebelah saja matamu mau memandang.

Anda -tuantuan, semoga dulu orangtua anda pernah mendongeng, tentang karma yang memang ada. Sebelum anda sempat menutup mata.

Anda -tuantuan, sudah seperti Tuhan saja. Janganjangan kata mati pun tak pernah ada di kepala. Merasa hidup selamanya bisa dibeli di mana-mana.

 

Marihat Hadiningrat, February 2011